Pages

Sunday, December 9, 2012

Visit Toraja

Untuk meningkatkan jumlah wisatawan ke Toraja, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulawesi Selatan setempat berkerjasama dengan Lingkar Penulis Periwisata (LPP) mengadakan kontes Blog yang bertamakan "Lovely Toraja". Sesuai temannya saya disini akan menceritakan beberapa hal yang menarik tetang Toraja.

Toraja adalah suku yang tinggal di kawasan pegunungan bagian utara Sulawesi Selatan. Sebagian besar masyarakat suku Toraja memeluk agama Kristen dengan prosentase lebih dari 80%, dan sisanya menganut agama Islam dan Animisme yang di kenal dengan Aluk To Dolo. Pemerintah telah mengakui kepercayaan tersebut sebagai bagian dari  Agama Hindu Dharma. Meraka juga mempunyai bahasa lokal untuk berkomunikasi sehari-hari yaitu Bahasa Toraja.

Masyarakat Toraja banyak memiliki tradisi dan kebudayaan yang unik, misalnya Tongkonan (rumah tradisional Toraja), ukiran Kayu, Upaca Pemakaman Rambu Solo', Upacara Ma'Nene' (tradisi menggati pakaian jenazah).

Tongkonan : Rumah Tradisional Toraja

Tongkonan adalah rumah tradisional suku Toraja yang berdiri diatas tumpukan kayu yang dihiasi berbagai macam ukiran. Kata "Tongkonan " sendiri berasal dari bahasa Toraja, kata "tongkon" yang artinya "duduk". Di Tana Toraja ada beberapa Tongkonan yang dikenal masyarakat toraja sesuai fungsinya:

Tongkonan Layuk adalah tongkonan pertama dan utama yang fungsinya sebagai sumber kajian dalam membuat peraturan-peraturan adat.

Tongkonan Pekamberan/Pekain Doran adalah tongkonan kedua yang berfungsi sebagai pelaksana peraturan  adat di masing-masing daerah yang di kuasainya.

Tongkonan Batu Arin, Tongkonan ini adalah tongkonan ketiga, tongkonan ini tidak mempunyai kekuasaan didalam adat tetapi berperan sebagai tempat persatuan dan pembinaan keluarga dari turunan yang membangun Tongkonan tersebut pertama kali.

Seni ukir Toraja, Setiap seni ukir Toraja mempunyai arti khusus, Motif yang digunakan dalam ukiran adalah binatang dan tumbuhan yang melambangkan kebajikan. 

Foto: Ukiran Khas Toraja

Sedangkan tradisi yang terkenal disana adalah Upacara Pemakaman yang dikenal dengan Rambu Solo'. Rambu Solo' merupakan tradisi upacara kematian yang paling meriah dan mahal. Upacara tersebut bisa memakan waktu berhari-hari. Semakin tinggi kedudukan seorang yang meninggal maka semakin mahal dan meriah pula acara tersebut. Dalam agama Aluk, hanya kaum bangsawanlah yang boleh menggelar acara pemakaman yang besar tersebut.

 Foto: Upacara Rambu Solo'

Foto: Upacara Rambu Solo'

Foto: Upacara Rambu Solo'

Upacara pemakaman ini kadang-kadang baru digelar setelah berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun sejak kematian yang bersangkutan, dengan tujuan agar keluarga yang ditinggalkan dapat mengumpulkan cukup uang untuk menutupi biaya pemakaman. Suku Toraja percaya bahwa kematian bukanlah sesuatu yang datang dengan tiba-tiba tetapi merupakan sebuah proses yang bertahap menuju Puya (dunia arwah, atau akhirat). Dalam masa penungguan itu, jenazah dibungkus dengan beberapa helai kain dan disimpan di bawah tongkonan. Arwah orang mati dipercaya tetap tinggal di desa sampai upacara pemakaman selesai, setelah itu arwah akan melakukan perjalanan ke Puya.

Bagian lain dari pemakaman adalah penyembelihan kerbau. Semakin berkuasa seseorang maka semakin banyak kerbau yang disembelih. Penyembelihan dilakukan dengan menggunakan golok. Bangkai kerbau, termasuk kepalanya, dijajarkan di padang, menunggu pemiliknya, yang sedang dalam "masa tertidur". Suku Toraja percaya bahwa arwah membutuhkan kerbau untuk melakukan perjalanannya dan akan lebih cepat sampai di Puya jika ada banyak kerbau. Penyembelihan puluhan kerbau dan ratusan babi merupakan puncak upacara pemakaman yang diringi musik dan tarian para pemuda yang menangkap darah yang muncrat dengan bambu panjang. Sebagian daging tersebut diberikan kepada para tamu dan dicatat karena hal itu akan dianggap sebagai utang pada keluarga almarhum.

Selain tradisi Rambu Solo' atau upacara pemakaman, ada juga yang tradisi Ma'Nene' yaitu  tradisi menggati pakaian jenazah, dareah yang sering menggelar ritual itu adalah Baruppu, Rinding Allo Toraja Utara. Ritual tersebut diadakan sebagai perwujudan rasa keluarga yang masih hidup kepada keluarga yang sudah meninggal.

Sejarah Ma' Nene'  berawal dari seorang pemburu binatang yang bernama Pong Rumasek, sewaktu berburu beliau menemukan mayat yang tergeletak dan hanya tersisa tulang belulangnya saja. merasa kasihan dengan kondisi mayat tersebut beliau merawat mayat tersebut semampunya, tulang-belulang tersebut kemudian dibungkus dengan kain dan diletakkan di tanah lapang, kemudian Pong Rumasek melanjutkan perburuannya. Tak disangka, setelah meperlakuakan jenasah tersebut beliah selalu mendapatkan hasil buruan yang besar. Ketika beliau sampai dirumah, Pong Rumasek menapati padinya mulai menguning dan siap panen sebelum waktunya. Lalu beliau menganggap keberuntungan yang didapatnya karena telah meperlakukan jenazah itu dengan baik.

 Foto: Upacara Ma'Nene'

Foto: Upacara Ma'Nene'

Foto: Upacara Ma'Nene'

Sejak saat itulah, Pong Rumasek dan masyarakat Baruppu memuliakan masyarakat leluhur, tokoh, kerabat dengan upacara Ma'Nene'.

Bagaimana teman-teman, tertarik berwisata ke Tana Toraja? Pada bulan Desember akan diadakan banyak pegelaran acara yang bertemakan 'Lovely Toraja" seperti:

1. Rakit Radisional digelar tanggal 5 Desember, lokasi even Bungin-Pantan, Sungai Sa'dan, pelaksana Pemda dan EO
2. Lomba hias Pohon Natal dimulai tanggal 20-25 Desember, tempat pelaksanaan Poros Salubarani-Rantelemo, pelaksana Pemda.
3. Jelajah Sepeda Wisata (Jelajah Pesona Wisata Alam) dmulai dari tanggal 1-2 Desember, tempat kegiatan di Tana Toraja, pelaksana EO
4. Pameran Kuliner dan Kerajinan Daerah (20-31 Desember), di Makale, pelaksana PKK.
5. Lomba foto pesona wisata (20-31 Desember), di Makale pelaksana Pemda dan EO
6. Trekking (10 dan 26 Desember), di Burake, Sangalla', Makale Utara, pelaksana Pemda dan EO
7. Parade Busana Toraja (Laki-Laki dan Perempuan), di Makale, pelaksana PKK
8. Lomba memancing (kurra) tertangggal 15 Desember, di Barereng, Kurra pelaksana Pemda dan EO
9. Lomba tangkap Ikan (18 Desember), di Makale, pelaksana Pemda dan EO.
10. Jalan Santai (7 Desember) di Makale, pelaksana Pmeda dan EO
11. Panjat Tebing (17 Desember) di Tana Toraja, pelaksana Mapala UKI Toraja.
12. Puncak Lovely December dan Natal Oikumene 2012 (26 Desember) diMakale, pelaksana Pemda dan EO.
13. Atraksi Tambahan, bersamaan atraksi kabupaten/kota (22 dan 26 Desember), di Makale pelaksana EO dan Kabupaten/Kota.
14. Saluputti Mamali' (26-31 Desember) di Ulusalu, pelaksana kegatan Masyarakat Saluputti
15. Reuni SMA KAtolik Makale (27 Desember) di lapangan basket Makale, pelaksana Solata Social Network
16. Pesta Kembang Api Tutup Tahun 2012 (31 Desember) di sekitar Kolam Makale, pelaksana Pemda.

Let's Go, Visit Toraja, Lovely Toraja...!!!!!!!!

Referensi:

Foto:

No comments:

Post a Comment

Blog Archive

Kategori

ASEAN Blogger