Pendidikan adalah hal mutlak yang
harus di punyai setiap orang, karena dengan pendidikan setiap orang akan
mendapatkan peluang lebih besar untuk hidup layak. Kenapa saya bilang
berpeluang? Karena setiap orang yang mempunyai pendidikan masih ada yang belum
hidup layak, karena mereka masih banyak yang menganggur. Sempitnya lapangan
kerja, sengitnya persaingan dan tingginya kriteria yang di tentukan perusahaan
menambah banyak pengangguran di negeri ini. Kita mungkin tahu kalau sebagian
besar sarjana di negeri ini ingin bekerja di kantoran ketika lulus nanti. Entah
itu jadi Pegawai Negeri Sipil (PNS), perusahaan pemerintah atau perusahaan
swasta.
Yang saya ketahui, kebanyakan
anak-anak di daerah ketika mereka bisa melanjutkan pendidikan di Perguruan
Tinggi, kebanyakan dari mereka ingin menjadi PNS ketika lulus nanti. Menurut
saya itu di sebabkan oleh doktrin dari orang-orang tua yang berpikiran kolot.
Pernah ketika saya masih sekolah, kalau tidak salah waktu itu saya masih SMP.
Banyak dari teman-teman saya bercita-cita menjadi PNS, dengan alasan ketika
menjadi PNS kerjanya santai, setiap bulan dapat gaji, dan ketika mereka
pensiun dapat uang pensiunan. Ternyata
pemeikiran mereka itu semua sudah di doktrin seperti itu dari keluarga mereka
sendiri. Dan kebanyakan anak-anak yang ingin menjadi Pegawai Negeri itu
ternyata anak dari seorang Pegawai Negeri juga, memang tidak semua anak Pegawai
Negeri ingin menjadi Pegawai Negeri, tapi yang saya amati seperti itu.
Saya sendiripun pernah punya
keinginan menjadi seorang PNS atau Pegawai Negeri Sipil, tapi keinginan saya
itu hilang ketika saya tahu pekerjaan mereka. Menurut saya pekerjaan menajdi
PNS sangat membosankan, kenapa saya bilang membosankan? Karena pekerjaan PNS
itu tidak ada tantangannya, yang di kerjakan itu-itu saja, dan lingkupnya juga
itu-itu saja. Ditambah lagi birokrasi yang super “njelemet”
atau ribet di dalamnya. Saya bukan tipe orang yang suka dengan birokrasi,
apalagi berurusan dengan kepemerintahan meskipun di kehidupan kita tidak pernah
lepas dari peran pemerintah. Itu alasan pertama kenapa saya tidak suka menjadi
Pegawai Negeri.
Yang ke dua, saya takut menjadi PNS. Kenapa
saya takut menjadi PNS? Karena PNS di gaji menggunakan uang negara, uang negara
berasal dari rakyat. Pegawai Negeri Sipil sebernarnya adalah pelayan
masyarakat, abdinya Negara. Jika saya jadi PNS kerja saya tidak benar, seperti
suka bolos, pergi kelayapan tidak jelas ketika jam kerja, melakukan
“pungli” seperti yang dilakukan
instansi-instansi tertentu, apalagi melakukan korupsi. Pasti di akhirat seluruh
penduduk Indonesia akan meminta pertanggungjawaban pekerjaan saya sebagai
pegawai negeri.
Alasan ke tiga kenapa saya tidak
ingin menjadi PNS adalah di system perekrutannya, perlu diakui atau tidak masih
banyak oknum-oknum yang bermain di situ. Meskipun system perekrutan PNS sudah
melakukan test. Tidak sedikit orang-orang menempuh jalan pintas untuk menjadi
sorang PNS. Meraka rela mnegeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk memuluskan
langkah mereka untuk menjadi seorang PNS. Menurut cerita, kalau dulu jaman orde
baru setiap pegawai negeri sipil mendapat jatah memasukan orang untuk menjadi
PNS. KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) adalah hal yang lumrah di sebuah
instansi Negara kita, menurut saya.
Sebuah Negara akan maju jika
pegawai dan stafnya bekerja dengan amanah, karena mereka digaji oleh rakyat
untuk melayani rakyat. Jangan sampai sudah di gaji rakyat malah memeras rakyat.