Pages

Sunday, December 9, 2012

Kondom di jual bebas = Bebas Seks.

Mungkin tulisan saya ini tak termasuk dalam kriteria lomba yang mengusung tema "Pekan Kondom Nasional 2012". Menurut saya dipasarkannya kondom secara bebas bukan sulusi yang tepat untuk menanggulangi HIV/AIDS, karena semakin bebas masyarakat umum memperoleh kondom maka akan semakin marak pula seks bebas. 

Saya akui di Indonesia jika sudah berbicara tetang seks pasti itu sesuatu yang tabu untuk di bicarakan, padahal sekarang informasi tetang seks amatlah penting melihat terkikisnya moral remaja. Menurut data yang saya peroleh dari  Kementerian Kesehatan pada tahun 2009 remaja di 4 kota besar Jakarta Pusat, Medan, Bandung, Surabaya 35'9% remaja punya teman pernah melakukan hubungan seksual sebelum menikah (Sumber: antaranews.com). Pendapat saya, itu disebabkan dengan mudahnya mereka mendapatkan alat kontrasepsi itu secara bebas. Dahulu itu "kondom" hanya bisa didapatkan oleh orang yang sudah menikah untuk program KB (Keluarga Berencana), tapi sekarang kondom di jual bebas di apotik-apotik dan toko-toko swalayan. 

Logikanya, jika semakin mudah akses mendapatkan kondom maka semakin marak pula seks bebas, dan semakin besar pula kemungkinan terkena HIV/AIDS. Banyak orang bilang jika menggunakan kondom maka akan mengurangi resiko terkena penyakit kelamin, tapi jika orang tersebut terus melakukan aktifitas seksual dan bergonta-ganti pasangan apakah itu tetap aman? Jawabnya Tidak. HIV menular tidak hanya dengan kontak antara alat kelamin (Sex), bisa juga dengan mulut ke kelamin (Oral Sex) atau dubur dengan kelamin (Anal Sex).

Kurangnya pengetahuan remaja dan masyarakat akan bahaya seks bebas membuat mereka terjerumus ke lubang hitam. Solusi yang baik menurut saya adalah mengedukasi masyarakat khususnya kalangan remaja agar berhati-hati dalam bergaul. Pendidikan seks atau sex education juga perlu di berikan di sekolah. Selain memberikan informasi tentang seks yang benar ke masyrakat dan remaja, pendidikan moral melalui pendidikan agama perlu di perbanyak, agar mereka tidak terjerumus kedalam hal yang negatif. Untuk para orang tua yang mempunyai anak yang mulai tumbuh dewasa seharusnya memberi perhatian lebih kepada anaknya, agar si anak mendapatkan perhatian yang cukup dari orang tuanya, karena seks bebas dikalangan remaja selain disebabkan mudahnya mendapatkan alat kontrasepsi "kondom" juga disebabkan oleh pendidikan moral dan agama yang kurang, dan kurangnya perhatian dari orang tua atau orang terdekat. Sehingga mereka mencari perhatian di tempat lain dan bergaul dengan orang-orang yang salah.

Maraknya seks bebas dikalangan remaja selain disebabkan faktor yang diatas, ada juga faktor dari eksistensi pergaulan, saya punya kisah nyata dari teman waktu SMA bernama Andre (bukan nama sebenarnya), ketika dia berada di kota "S" dia diajak teman wanitanya untuk melakukan ML, ML adalah singkatan dari Making Love atau istilah untuk melakukan hubungan suami istri, tapi teman saya Andre dengan tegas menolaknya, karena si Andre tahu bahwa itu salah. Ketika itu pula si wanita mengatakan bahwa teman saya adalah seorang penakut dan pengecut, karena tidak berani ML. Sebab dalam dunia pergaulan si wanita, jika belum pernah atau tidak berani melakukan ML, maka dia tidak di akui dalam pergaulan. Bahkan yang lebih ekstrim lagi didalam sebuah komunitas remaja, saya pernah mendengar semakin sering mereka melakukan free sex dengan partner yang bebeda maka dialah yang dianggap paling eksis dan paling diakui.

Mereka tidak ada rasa khawatir jika mereka akan hamil atau menghamili, karena mereka mudah mendapatkan kondom dimana-mana. Tapi mereka tidak tahu penyakit kelamin yang mengancam mereka, dalam pikiran mereka jika menggunakan kondom maka mereka sudah aman dari resiko penyakit kelamin dan resiko kehamilan.

Masih setujukah anda "Masyarakat" terutama para aktivis "Save Sex" dengan dijualnya kondom dan alat kontrasepsi lainnya  secara bebas?

Untuk para remaja, agar tidak terjebak kedalam hal-hal yang berbau negatif hendaknya mempunyai kesibukan atau kegiatan-kegiatan yang positif seperti ekstrakurikuler, kursus, olahraga, band, dance, atau aktivitas yang lain agar tubuh kita menjadi lelah dan tidak sempat untuk berfikir negatif. Selain itu para remaja hendaknya berhati-hati dalam memilih teman, carilah teman yang membuat kita menjadi lebih berprestasi. Sekali lagi untuk para orang tua, jaga anak anda agar tidak terjerumus ke dalam pergaulan bebas dengan memberi perhatian yang lebih dan jangan sungkan mengingatkan dan memberi nasihat agar si anak selalu waspada dalam bergaul.

No comments:

Post a Comment

Blog Archive

Kategori

ASEAN Blogger