Eksistensi, Pentingkah..........?

Sekarang eksistensi adalah kebutuhan yang utama, apapun dilakukan untuk tetap eksis di dunia masing-masing. Pergaulan yang semakin mengedepankan gengsi membuat orang-orang bersaing untuk saling mendapatkan perhatian. Menurut saya yang mereka cari adalah kata "Wah..!!!!!!!" dari orang-orang yang memperhatikan mereka. Memang sih menjadi kebanggaan tersendiri jika orang lain memperhatikan kita dan mengagumi apa yang kita punya, tapi apa harus segitunya...?

Mungkin tulisan saya ini akan membahas tentang kenakalan remaja lagi. Tapi tak apalah, aku hanya ingin berbagi pengalaman lewat tulisan. Kembali lagi ke topik yang di atas yaitu "Eksistensi", tidak diungkiri lagi eksistensi dikalangan remaja sekarang ini sangatlah luar biasa, mereka berlomba-lomba unjuk gigi agar di akui di lingkungan pergaulan mereka. Menurut pengamatan saya eksistensi pergaulan remaja mengarah ke dua hal yaitu Positif dan Negatif.

Eksistensi remaja yang positif itu biasanya mengarah ke persaingan yang menghasilkan prestasi, remaja saling berlomba-lomba dan mengadu kreatifitas untuk menunjukan siapa yang terbaik. Misalnya ada remaja atau  sekelompok remaja sedang mengikuti turnamen dance, lomba nyanyi, pertandingan olah raga dan kegiatan positif yang lainnya, maka merka akan berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik. Yang terbaik itulah yang akan eksis.

Yang kedua yaitu eksistensi remaja yang negatif, remaja sekarang muah terprofokasi oleh-oleh hal yang sepele. Ketika si remaja berada di pergaulang yang negatif atau tidak sehat maka remaja tersebut lama kelamaan akan terjerumus ke lubang hitam yaitu pergaulan bebas. Misalnya Drugs, Free Sex, Tauran, dan yang lainnya. Seperti tulisan saya sebelumnya yaitu "Kondom Di Jual Bebas = Bebas Seks", para remaja yang di lingkungan negatif maka diakan terdorong utuk melakukan hal negatif agar di akui di lingkungan pegaulannya. Sebagai contoh di sebuah komunitas pergaulan remaja, jika salah satu teman mereka belum pernah mekukan free sex maka di dianggap CuPu atau Culun Punya/Tidak Gaul. Jika remaja tersebut mudah terprofokasi oleh teman-temannya maka dia juga kan melakukan hal yang sama (free sex) agar di akui di pergaulannya. Saya pernah mengobrol dengan salah satu angggota sebuah komunitas di kota X, sebut saja namanya Mr.Tiger (nama samaran) jika ada anggota baru yang ingin masuk ke komunitas jika dia laki-laki dia akan di adu dengan anggota yang lama, jika di perempuan dia harus melakukan hubungan sex dengan para senior, mereka menyebutnya OSPEK.

Untuk remaja putri biasanya mereka saling memerkan barang yang di punya, seperti handphone, tas branded, aksesoris mahal dan semua berharga wah, jika siremaja anak orang kaya tentunya tidak masalah dia tinggal meminta kepada orang tuanya, tapi jika mereka adalah anak orang biasa, dia dapat uang dari mana..? saya pernah melihat acara investigasi di salah satu siaran televisi banyak remaja putri menjual diri kepada om-om hidung belang untuk mendapat tambahan uang jajan, mereka rela melepas keperawanan mereka hanya demi uang dan eksistensi. Sedangkan remaja putra kebanyakan mereka bergabung dengan anggota geng agar mereka di segani dan di cap pemberani, pasti ujung-ujungnya tauran.

Jika kita tidak menutup mata, yang sauya tulis ini benar-benar ada dan terjadi. Kita diberi akal untuk berpikir. Jika hanya karena kata "Wah..!!!!" kita mengorbakan segalanya dan merusak diri kita, apakah kita akan bahagia....? Masih pentingkah eksistensi menurut anda....?